Featured Post

Contoh Teks Sambutan Penerimaan - Dari Keluarga Wanita

  SAMBUTAN PENERIMAAN   DARI WAKIL KELUARGA CALON PENGANTIN WANITA ( CPW )   Assalamualaikum Wr. Wb. Yang kami hormati keluarga calon besan kami keluarga bapak ......................dan ibu ...........................beserta seluruh keluarga besarnya.             Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, pada pagi / sore hari ini diruangan nan megah ini telah hadir rombongan keluarga besar Calon mempelai pria keluarga besar Bapak....................dan ibu .....................dengan maksud yang telah diutarakan tadi mengantarkan putra tercinta Ananda ...................untuk dinikahkan dengan pujaan hatinya putri kami Ananda ..........................             Kami atas nama keluarga Besar Bapak .............................dan ibu ......................... mengucapkan selamat datang dan mohon maaf apabila ada kesalahan dari kami dalam penerimaan ini.             Kami mewakili keluarga besar calon mempelai wanita dengan ini menerima calon mempelai calon pria da

Bacaan Zikir Atau Wirid Sesuai Hadits Dan Ajaran Rasulullah

أَسْتَغْفِرُ اللهَ(3x)اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ،وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَام

ِAstaghfirullah (3x). Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam

Aku memohon ampun kepada Allah. (3x)“YaAllah, Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan. Mahasuci Engkau, wahai Rabb Pemilik keagungan dan kemuliaan.”

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَد

ُّLaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Allaahumma laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.

“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi–Nya. Bagi–Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.

لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ، وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْن

َLaa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaakulli syai-in qadiir. Laa hawla wa laa quwwata illaabillah. Laa ilaaha illallah wa laa na’budu illaaiyyaah. Lahun ni’matuwa lahul fadhluwa lahuts tsanaa ul hasan. Laa ilaaha illallaahumukhlishiina lahud diinawa law karihal kaafiruun.

“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
(10x)

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyiiwa yumiit wa huwa ‘alaakulli syai-in qadiir .

Tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi–Nya, bagi–Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”(Dibaca 10 x setiap selesai shalat Maghrib dan Subuh).

اَللّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِك

َAllahummaa’innii‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika.

“Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, Bersyukur kepada-Mu,serta beribadah dengan baik kepada-Mu .”

سُبْحَانَ اللهِ(33x)الْحَمْدُ لِلَّهِ(33x)اللهُ أَكْبَرُ(33x)Subhaanallah (33x) Alhamdulillaah (33x) Allaahu Akbar (33x)Mahasuci Allah ( 33x) Segala puji bagi Allah (33x) Allah Mahabesar (33x)

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر

ُLaa ilaaha illallaah wahdahulaa syariikalah , lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir

Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala puji. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.

Kemudian membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesaishalat (fardhu).

Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu).

Setelah selesai shalat Shubuh membaca

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلا

ًAllaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an,wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalaa“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada–Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima.”

Notes :

1.Bacaan ini dibaca setelah selesai shalat wajib lima waktu.

2.Muslim no. 591 (135), Ahmad ( V/275,279 ) , Abu Dawud no. 1513, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khudzaimah no. 737, ad-Darimi I/311 dan Ibnu Majah no. 928 dari Sahabat Tsauban radhiyallahu ‘anhuPenjelasan : Tidak boleh ditambah-tambah dengan kata:

وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَا دَارَ السَّلاّمِ

Bacaan ini tidak ada asalnyadari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Lihat Misykatul Mashabih, 1:303

3.HR. Al-Bukhari no. 844 dan Muslim no. 593, Abu Dawud no. 1505, Ahmad IV/245, 247, 250, 254, 255, Ibnu Khuzaimah no. 742, ad-Darimi I/311, dan an-Nasa-i III/70, 71, dari al-Mughirah bin Syu’bah

4.HR. Muslim no. 594, Ahmad IV/4, 5, Abu Dawud no. 1506, 1507, an-Nasa-i III/70 , Ibnu Khuzaimah no. 740, 741, Dari ‘Abdullah bin az-Zubair Radhiyallahu ‘anhu

5.Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barang siapa setelah shalat maghrib dan shubuh membaca :

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ(10x)

“Allah akan tulis setiap satu kali 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan, diangkat 10 derajat, Allah lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah lindungi dari godaan syaitan yang terkutuk.” (HR. Ahmad IV/227, at-Tirmidzi no. 3474). At-Tirmidzi berkata : “Hadits ini hasan gharib shahih.” (Lihat shahiih al-Targhiib wat Tarhiib I/322-323 no. 474,475, dan no. 477, Zaadul Ma’aad I/300-301, dan Silsilah al-Ahaadiits ash-shahiihah no. 113, 114 dan no. 2563).

6.HR. Abu Dawud no. 1522, an-Nasai III/53, Ahmad V/245 dan al-Hakim (I/273 dan III/273) dan dishahihkannya, juga disepakati oleh adz-Dzahabi, yang mana kedudukan hadits itu seperti yang dikatakan oleh keduanya, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah memberikan wasiat kepada Mu’adz agar dia mengucapkannnya di setiap akhir shalat.

7.“Barangsiapa membaca kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih di lautan.” (HR. Muslim no. 597, Ahmad II/371,483, Ibnu Khuzaimah no. 750 dan al-Baihaqi III/187).

8.HR. Abu Dawud no. 1523, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.755 dan Hakim I/253. Lihat pula Shahiih at-Tirmidzi III/8 no. 2324. Ketiga surat tersebut dinamakan al-Mu’awwidzaaat, lihat pula Fat-hul Baari IX/62. Dari Uqbah bin “Amir Radhiyallahu ‘anhu

9.“Barang siapa membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yangmenghalanginya masuk Surga selain kematian.” HR. An-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 100 dan Ibnus Sunni no. 124, dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiihul Jaami’ dan Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah II/697 no. 972.

10.HR. Ibnu Majah no. 925, Shahiih Ibni Majah I/152 no. 753 dan Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, Ahmad VI/322 dan ahli hadits yang lain. Lihat kitab Shahiih Ibni Majah I/152 dan Majma’uz Zawaa-id X/111, shahih.Dinukil dari buku Doa dan Wirid yang disusun oleh Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas halaman 209- – 214,

Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafii

Sumber : aslibumiayu

Komentar

Visitor

Online

Related Post